Info

SELAMAT DATANG

Selamat datang di Pencius-CFF, saya harap anda senang berada diblog sederhana ini. Blog ini saya tulis dengan komputer yang sederhana dan koneksi internet yang juga sederhana. Saya berharap Anda sering datang kembali. Silahkan anda mencari hal-hal yang baru di blog saya ini

Sekilas Tentang CFF

Photo di Diatas bukan saya , pokoknya bukan siapa-siapa saya. Nama saya Pencius saya seorang yang ingin belajar blogger. Saya mulai belajar blogger sejak bulan Oktober 2010.>

Selamat Beribadah Puasa bagi yang menjalankannya SALAM-CFF
Subscribe For Free Updates!

We'll not spam mate! We promise.

Minggu, 29 Juni 2014

Bentuk kampanye hitam Jokowi yang marak di Jawa Barat

Provinsi Jawa Barat (Jabar) merupakan salah satu daerah padat penduduk yang menjadi incaran para kandidat capres untuk mendulang suara. Alhasil, pertarungan para tim sukses capres Jokowi melawan tim sukses capres Prabowo di daerah ini sangat sengit.

Pertarungan pemenangan fair play antara kedua kandidat sayangnya dinodai oleh banyaknya kampanye hitam. Kampanye hitam yang beredar di Jabar ini pun ditengarai banyak menyudutkan Jokowi.

Ada banyak media yang digunakan sebagai kampanye hitam untuk menyerang Jokowi. Berikut bentuk-bentuk kampanye hitam Jokowi di Jabar:


1.
Tabloid Obor Rakyat dicetak dan disebar di Bandung

Teka-teki siapa di balik pencetakan dan penyebaran tabloid Obor Rakyat kian terkuak. Berporos dari Bandung, Jawa Barat, tabloid yang isinya berisi fitnah dan kampanye hitam terhadap calon presiden Joko Widodo, didistribusikan ke pondok-pondok pesantren, masjid, dan musala di berbagai kota di Indonesia.


Menurut laporan Utama majalah Tempo, yang beredar Senin, 23 Juni 2014, tabloid itu diambil oleh Kantor Pos Besar Bandung di Jalan Asia Afrika dari PT Mulia Kencana Semesta di Jalan A.H. Nasution 73, Cipadung, Bandung. Manajer Hubungan Masyarakat PT Pos Indonesia, Abu Sofyan menerangkan, selama ini pihaknya memang menjalin kerja sama barang cetakan dengan PT Mulia, yang didirikan pada 2011. Saat diambil petugas PT Pos, paket kiriman PT Mulia itu mencapai 100 ribu koli, dengan biaya Rp 200 juta.



PT Pos Indonesia, kata Abu, sejak awal sama sekali tidak mengetahui jika isi paket yang dikirimkan ke ratusan alamat pesantren itu adalah tabloid Obor Rakyat. Tatkala salah seorang penerimanya mengatakan paket tersebut dikirimkan dari Kantor Pos Besar Bandung, barulah diketahui jika tabloid tersebut diambil dari PT Mulia.



Dalam profil perusahaan yang dibuat Manajer Kurnia Ditomo, seperti dikutip dari majalah Tempo, nama pasar PT Mulia adalah Inilah Printing. Perusahaan ini pemilik mesin pencetak harian Inilah Koran di Jawa Barat dan majalah Inilah Review, yang merupakan bagian Inilahcom Group milik Muchlis Hasyim Yahya. Foto Muchlis bekas wartawan bersama 16 karyawannya terpampang dalam profil perusahaan itu. "Di PT Mulia, Pak Muchlis menjabat direktur," kata Alfian Mujani, Pemimpin Umum Inilah Koran. "Setahu saya, kepemilikannya bermitra dengan orang lain."



Inilah Printing menempati area pabrik seluas dua kali lapangan sepak bola  di kawasan Bandung Timur. Menurut Asep, koordinator keamanan PT Mulia, perusahaannya banyak mencetak tabloid dengan aneka nama dari pelbagai daerah, seperti Fakta Karawang, Inspirasi Rakyat, dan Koran Fakta. Setelah dicetak, tabloid-tabloid tersebut langsung dikirim ke daerah tujuan distribusinya. "Terbanyak ke Karawang dan Garut," katanya.



Sayang, Asep menolak mempertemukan Tempo dengan manajemen Inilah untuk menanyakan kaitan percetakan dengan tabloid Obor. Dia mengaku telah diberi mandat oleh atasan untuk menjawab pertanyaan wartawan. Sejauh ini, ia tidak pernah mendapatkan pemberitahuan bahwa PT Mulia mencetak Obor Rakyat.



Muchlis Hasyim juga tak bisa ditemui. Permintaan wawancara Tempo melalui surat, telepon, dan pesan seluler selama sepekan lalu tak digubris. Yani, sekretaris di Inilah.com, mengatakan bosnya itu sudah tiga hari tak ke kantor. Surat-surat untuknya diminta dikirimkan ke rumahnya, termasuk surat dari Tempo.



Muchlis tak lain bos Darmawan Sepriyossa, redaktur di situs berita Inilah.com, yang menjadi penulis artikel Obor Rakyat. Darmawan, seperti pengakuan yang dimuat di web tempatnya bekerja, diajak membuat tabloid Obor oleh Setiyardi Budiono.



Portal berita inilah.com, tempat Darmawan kini menjadi kolomnis tetap, didirikan Muchlis Hasyim, bekas wartawan Media Indonesia. Portal ini kini dikenal sebagai media online yang terdepan dalam menulis berita positif pasangan Prabowo - Hatta dan berita negatif pasangan Jokowi - JK. Sebuah perubahan yang aneh, karena di periode pemerintahan SBY - Jusuf Kalla (2004-2009), Muchlis Hasyim adalah media officer Jusuf Kalla yang mendampingi sang wakil presiden hampir di setiap kesempatan di dalam dan luar negeri.


2.Majalah serupa Tabloid Obor Rakyat di padepokan silat Bandung
Belum hilang dibenak masyarakat soal kampanye hitam yang menyudutkan capres Jokowi lewat Tabloid Obor Rakyat, kini muncul kembali majalah serupa. Majalah itu ditemukan di salah satu rumah padepokan silat Jalan Sitimunigar Bandung.

Majalah tersebut mengumbar sentimentil kepada capres yang diusung PDIP tersebut. Tampak dalam sampul majalah menampilkan karikatur gubernur DKI Jakarta dengan berkemeja putih, berkalung salib membelakangi banteng, sembari mengacungkan kepalan tangan berlambang palu arit.

Majalah tersebut berjudul 'Revolusi Mental Jokowi Tukang Mebel Mega Koruptor'. Pola menjelek-jelekkan Jokowi itu belum diketahui siapa penyebarnya.

Tim Advokasi Tim Pemenangan Jokowi-JK Jabar Rafael Situmorang, mengatakan majalah itu ditemukan kemarin malam. "Kami belum tahu siapa penyebarnya, tapi sejauh ini yang ditemukan baru satu," katanya saat dikonfirmasi merdeka.com, Sabtu (28/6).

Untuk saat ini dia masih mengumpulkan barang bukti kampanye hitam itu. "Kami akan kumpulkan dulu, khawatirnya majalah ini banyak," ujarnya. Selanjutnya dia mengaku akan melaporkan ke Bawaslu. Sebab unsur kampanye hitam terjadi di sini yang membawa isu SARA.

3.
Selebaran hitam sudutkan Jokowi di Sumedang
Kampanye hitam menggunakan pola menjelek-jelekkan kandidat lain dalam Pilpres 2014 terjadi di Sumedang, Jawa Barat. Pola tersebut ditemukan dalam selebaran yang entah siapa penyebarnya. Selebaran itu menyudutkan capres nomor urut dua, Joko Widodo (Jokowi).

Misalnya selebaran bertuliskan "Mau Dipimpin Presiden Yang Tidak Amanah?" Kemudian selebaran itu menampilkan foto Jokowi yang tengah disumpah dalam pelantikan gubernur DKI Jakarta. "Dia bersumpah di bawah Al Quran untuk memimpin Jakarta sampai selesai. Bersumpah di bawah Al Quran berarti berjanji kepada Allah SWT."

Kemudian kalimatnya berlanjut, "Kalau janji terhadap Allah SWT saja dilanggar apalagi janji kepada kita!!"

Berikutnya, foto lain menampilkan Jokowi yang berada di belakang Ketum PDIP Megawati. Wajah Jokowi dilingkari. Dalam selebaran itu ditulis tegas bahwa "Jokowi bertugas kepada Partai, bukan kepada Rakyat!!" Selanjutnya tulisan singkat "TOLAK JOKOWI."

Ada tiga lembar selebaran yang berbeda, di mana intinya menjelek-jelekan kandidat lain. Pembuat selebaran juga tidak jelas karena tidak disertai dengan identitas jelas.

Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) PDIP Tubagus Hasanuddin mengaku berang dengan adanya upaya menjatuhkan satu kandidat lain. Dia pun masih mengumpulkan bukti-bukti untuk kemudian dilaporkan ke Bawaslu.

"Kita sudah punya beberapa bukti adanya kampanye hitam ini. Ini saya dapat tadi pagi di Sumedang dekat Cadas Pangeran. Pelakunya menggunakan motor dan langsung kabur, ini pasti merupakan orang bayaran," ujarnya di Bandung, Jumat (27/6).

Pihaknya mengaku tidak akan menyerang balik dengan cara-cara yang curang. Justru tim pemenangan Jokowi-JK memberi pencerahan melalui tabloid Obor Maslahat yang akan dikirim ke seluruh wilayah.

"Saat ini sudah ada 1 juta eksemplar. Isinya tentang kebaikan, bagaimana menyikapi demokrasi, kampanye hitam, dalam kata yang religius," katanya menegaskan.